Hal
yang paling menyakitkan di dunia ini adalah ketika merindukan seseorang tetapi
tidak dapat menyalurkannya, karena orang yang dirindukan tidak merasakannya,
karena orang yang dirindukan tidak tahu bahwa selama ini ada orang yang
merindukannya. Perindu hanya merindu sendiri, cinta sendiri.
Seandainya
bisa pastilah perindu akan berlari menemui yang dirindukannya. Lalu ia akan
berkata, “Aku Kangen Kamu.” Sambil terus memeluk yang dirindukannya. Tapi
sayang, perindu hanya rindu sendiri. Hanya cinta sendiri.
Dan yang lebih menyakitkan itu semua
terjadi karena perindu tak pernah mengungkapkan cintanya pada yang
dirindukannya. Apakah ada yang lebih sakit dari itu? Menahan cinta dan menahan
rindu. Perindu tahu bahwa semua itu menyakitkan untuknya tetapi ia terlalu malu
untuk mengungkapkan cinta itu. Jangankan mengatakan cinta untuknya, menatap
matanya saja kadang perindu tak mampu. Karena hatinya selalu mendadak ingin
meledak setiap kali melihat pujaannya. Hingga ia hanya bisa tertunduk malu.
Lalu, diam mengamati. Menikmati yang ia mampu.
Terkadang ia merasa jengah harus
selalu begini pada pujaannya, tapi ia terlalu takut untuk mendekat. Terlalu
takut menerima kenyataan bahwa pujaannya akan lari jika ia mendekat. Itu akan
lebih menyakitkan baginya. Jadi, ia memilih untuk tetap memelihara jarak pada
yang dirindukannya, memilih untuk tetap mengamatinya dari kejauhan. Tetap
memilih menahan rindu dan cintanya untuk orang yang paling dirindukannya saat
ini.
Biarlah tetap begini. Menanam dan
memelihara rindu dan cintanya sampai berbuah nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar