Jumat, 25 Juli 2014

Aku Harus Bagaimana Lagi?

Namamu, aku tak pernah lelah mengejanya. Menuliskannya dalam setiap halaman buku harianku, mengeja huruf per huruf. Mengartikannya, lalu membawanya ke dalam mimpiku. Esoknya aku lakukan hal yang sama. Setiap hari. Aku tak pernah lelah.

Kadang mereka mengejekku, karena hanya bisa melakukan itu untukmu. Hanya berharap kau tahu. Kadang juga aku tak ingin siapapun tahu. Cukup aku. Tapi, aku rasa aku tak pernah bisa menyembunyikannya. Karena mataku, senyumku selalu terkatup rapat menahan sesuatu yang ingin keluar dari tubuhku setiap kali aku melihatmu. Hanya itu, isyarat halus yang bisa kutunjukan. Isyarat yang tak akan di mengerti siapapun.


Aku harus bagaimana lagi? Aku hanya bisa mengeja saja. Aku masih buta akan rasa yang bernama cinta. Yang aku tahu aku malu bahkan pada diriku sendiri ketika tak sengaja aku bertatapan denganmu. Apalagi yang harus aku lakukan? Selain mengeja namamu. Aku sungguh bingung terhadap diriku sendiri. Lalu apalagi? Tidak adakah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar