Rabu, 13 Agustus 2014

Laki-laki, Perempuan dan Pakaian

Ada hal yang menarik soal pakaian antara laki-laki dan perempuan. Seringkali perempuan mengeluh tidak mempunyai pakaian padahal ketika kita berkunjung ke rumahnya dan membuka lemari pakaiannya, kita akan menemukan setumpuk pakaian yang ia miliki bahkan terkadang pakaian itu masih memiliki label yang belum di copot.

Hal ini pernah aku temui pada seorang teman perempuanku, sebut saja namanya Grace. Ia selalu mengeluh bahwa ia tidak memiliki pakaian yang bisa ia pakai lagi, maka ia memintaku mengantarnya berbelanja. Dengan senang hati aku menemaninya. Setelah seharian penuh berkeliling di pusat perbelanjaan, aku dianjak mampir ke rumahnya. Iseng-iseng aku membuka lemari pakaiannya, dan wooowww... Di lemari yang memiliki tiga buah pintu itu di penuhi oleh berbagai macam pakaian, tas dan aksesoris lalu di lemari kecil di samping lemari pakaian diisi penuh oleh berbagai macam sepatu dan sendal. Tapi dia selalu mengeluh tidak memiliki pakaian yang bisa ia pakai lagi.

Berbeda dengan laki-laki yang kita kenal sebagai makhluk simpel dan tidak mau repot. Aku juga pernah merasa heran dengan temanku, kita kami akan berlibur ketika itu. Aku dan teman-teman perempuanku membawa tas ransel, tas kecil untuk tempat make up, dompet dan handphone serta sebuah koper. Hampir semua perempuan yang ikut berlibur membawa tiga buah tas. Tapi teman-teman laki-lakiku hanya membawa satu buah tas ransel yang kelihatannya tidak begitu berat. Setelah aku bertanya, jawaban yang aku dapat adalah, “Ngapain ribet-ribet segala bawa koper. Emang kita mau berapa lama sih di sana. Cuma seminggu doang. Bawa kaos tiga lembar juga cukup kok. Kalo celana mah bawa aja satu buat cadangan.”

Oemjihh... Kami yang perempuan, merasa itu terlalu jorok. Tidak mengganti celana selama seminggu, hanya mengganti baju tiga kali selama seminggu. Aku tidak bisa membayangkan betapa gatalnya tubuhku, dan pasti kami yang perempuan merasa menjadi orang yang paling jelek dan kotor sedunia. Tapi teman-teman laki-lakiku berkata, “Kita gak sejorok itu kok. Kalo pas mandi kita sekalian nyuci baju terus kita jemur di kamar mandi. Kalo nyewa cottage gitu malah lebih enak bisa jemur baju di luar.”

Ohhhh... Biarpun aku awalnya merasa mereka terlalu jorok. Tetapi ternyata mereka mencuci pakaian mereka saat mandi. Tidak seperti kami yang perempuan, semua baju kotor dipisah menggunakan kantong plastik yang kami bawa dari rumah. Barulah sepulang dari berlibur kami akan mengeluh karena harus mencuci banyak pakaian.


Ya, begitulah laki-laki dan perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar