Seekor anak domba berlari ke kamarku, ia membawa sebatang bunga mawar di mulutnya. Menaruhnya di pangkuanku saat aku sedang melipat pakaian. "Dari siapa?" tentu saja anak domba tersebut tidak menjawab, ia bergegas pergi meninggalkanku sebelum aku sempat mengusap kepalanya. Domba yang pintar, ia tidak memakan bunga itu. Giliran aku mengikutinya dari belakang.
Aku melihatnya menuju ke semak-semak. Kemudian semak itu bergerak-gerak, anak domba itu keluar lagi dari semak. Menggesek-gesekkan tubuhnya di kakiku seperti seekor anjing. Aku kemudian mengelus kepalanya, ia bertambah manja. "Ada apa di sana?" Anak domba itu tetap tak menjawab, ia berlari lagi ke dalam semak-semak. Semak-semak bergoyang-goyang. Aku menghampiri semak tersebut, ada seorang pria sedang mengelus kepala anak tersebut. Lalu, membisikan sesuatu padanya. Aku mengamati keakraban mereka. Ia menyadari kehadiranku, lalu sambil tersenyum ia berkata, "Dari aku, dan ada aku di sini." Ia berlari bersama anak domba kesayangannya. Tinggal aku yang menatapi punggungnya hingga meghilang.
"Oh, ternyata dia." Aku kembali masuk dan melanjutkan pekerjaanku, melupakan yang terjadi barusan. Toh, itu juga ternyata cuma mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar