Rabu, 06 Agustus 2014

Kisah Tentang Hujan

Setiap hujan selalu memiliki kisahnya masing-masing. Setiap hujan kita akan dihadapkan oleh situasi yang berbeda, orang-orang yang berbeda pula. Hujan akan membimbing kita pada dua rasa yang berbeda yang datang secara bergantian. Terkadang kita merasa hujan yang paling mengerti perasaan kita. Ketika kita merasa bahagia hujan turun dengan perasaan bahagia pula, hujan membawa sebuah kenangan indah. Ataupun ketika kita bersama orang yang kita sayangi maka hujan menjadi penahan untuk kita segera berpisah, hujan menjadi alasan bahwa kita harus berteduh dan memperlama waktu kita.

Hujan juga kadang membawa kesedihan bagi mereka yang merasa sedih, hujan membuat mereka yang sedih merasa semakin tersiksa dan akhirnya ikut menangis bersama hujan. Ada yang menyukai hujan, ada pula yang mengutuknya. Tapi orang yang mengutuk hujan menyukai pelangi, padahal pelangi baru hadir ketika hujan reda. 

Hujan menyatukan banyak cinta, tapi banyak juga yang putus cinta di saat hujan. Mereka bersatu saat hujan biasanya hanya karena sebuah payung atau berteduh di tempat yang sama, berkenalan dan akhirnya berlanjut bahkan bisa sampai ke pernikahan. Dan akhirnya mereka mencintai hujan, karena hujan membawa kenangan mereka.

Aku sendiri sangat menyukai hujan, entah itu hujan gerimis maupun hujan badai. Aku tetap meyukai hujan, karena di saat hujan udara menjadi sejuk, alam menjadi khidmat, daun-daun terlihat lebih anggun dalam basahnya, bau tanah di saat sebelum dan sesudah hujan. Sempurna sekali dunia ini jika hujan turun.

Tapi di antara yang memuja hujan ada pula yang membenci dan mengutuk, mereka tidak tahu bahwa saat hujan seluruh energi negatif mereka luntur, hujan membersihkan debu di jalan, menyiram tanaman yang tak pernah diurus, memberi minum hewan-hewan yang tak pernah dipelihara. Mereka meyalahkan hujan yang tidak kunjung berhenti sebagai penyebab longsor dan banjir, lalu harta benda mereka hancur tak berharga lagi. Padahal salah siapa? Hujan itu anugerah, bentuk kasih sayang Tuhan kepada hambanya. Bahkan untuk hamba yang tak pernah mengingat-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar