Jumat, 08 Agustus 2014

Kerudung Hitam

"Kerudung adalah simbol kebebasan bagi wanita!!!" katanya berulang-ulang, menggebu-gebu ia ucapkan kepada pendengarnya.

aku sering melihatnya, dulu sekali ketika aku masih menggunakan putih abu-abu. aku tak pernah percaya, "bukankah kerudung itu membelenggu?" kataku saat itu.

Semua terperangah, menoleh kepadaku. mungkin yang ada pada pikiran mereka adalah bahwa aku orang yang tak mengerti agama atau mungkin ada yang berpikiran aku tak bertuhan. terserahlah apa kata mereka, tapi aku salahkan point yang kedua. aku bertuhan, tapi aku memang tak mengerti soal agama. aku hanya mampu mengeja a-ba-ta dan seterusnya. itupun karena aku belajar agama islam di sekolah dan ibuku sempat menaruhkuku di TPA, tapi itu waktu aku SD. setelah lulus SD aku tak pernah lagi mengaji, paling kalau disekolah ada pelajaran agama. tapi aku sejak pertama belajar shalat, ayah tak pernah membiarkanku meninggalkan shalat wajib.aku ingat dulu sewaktu SD disaat aku baru bisa shalat tanpa diawasi, aku pernah shalat magrib 5 raka'at. aku pikir pahalanya akan bertambah. hahahahahaha.tapi biarpun agamaku sebobrok itu, aku pernah loh dapat nilai 100 saat ujian akhir sekolah saat SMP, dan itu nilai terbaik satu angkatan. tak tahu juga, aku saja bingung kenapa bisa dapat nilai segitu. mungkin karena soalnya PG.

Dulu aku tak pernah mau memakai kerudung, biarpun aku tak pakai kerudung aku tak mau disetuh oleh lelaki. kalaupun iya berarti aku duluan yang menyentuh mereka. :pdulu sejak aku SD seluruh siswa-siswi muslim wajib memakai busana muslim.aku memakai busana muslim tapi tak berkerudung."Ribet!!!" jawabku setiap ada yang bertanya.kalau guru yang bertanya maka akan kujawab "nanti, ibu/pak setelah saya menemukan arti dari Alif Lam Mim." maka mereka akan segera menggelengkan kepalanya. dari aku SD sampai lulus SMA nilai agamaku tak pernah lebih dari 7, itu juga terjadi pada mata pelajaran matematika. tapi bagiku lebih baik mengerjakan soal matematika paling sulit saat UN SMA dibandingkan dengan menghafal saat pelajaran agama itu lebih sulit bagiku. maka yang paling aku takuti adalah pelajaran dan ujian agama bukan pelajaran dan ujian matematika, bahkan aku lebih suka pelajaran ekonomi yang semua murid takut kepada gurunya karena galak, aku sering berdebat dengan guru killer ini.

Dulu sebelum memakai kerudung aku sering sekali dikira non-muslim oleh banyak orang, bahkan dulu aku pernah diajak masuk gereja oleh seorang pendeta saat aku sedang menunggu temanku didepan gereja."Ayo nak masuk saja, tak usah ragu kalau  ingin berdoa." ia tersenyum ramah kepadaku."maaf pak saya muslim." aku tekankan ucapanku. karena aku merasa ragu dengan kalimat ini."oh iya maaf." wajahnya sedikit aneh seperti menyelidik. maka pendeta itu meninggalkanku, di depan halaman gereja.sungguh saat itu aku benar-benar ragu, apa aku pantas mengakui diriku sebagai seorang muslim. oh, mungkin ini yang dikatakan guru agamaku dulu bahwa kerudung adalah simbol wanita muslimah. dan itu bukan hanya terjadi sekali aku dikira non-muslim, berkali-kali bahkan sampai aku berpikir apa aku lebih pantas menjadi seorang non-muslim. mungkin dari karakter wajahku atau dari hal lain? aku tak mengerti mengapa mereka mengiraku sebagai non-muslim.aku sering ke masjid tapi jarang sekali aku ke masjid karena ingin shalat, tetapi dengan tujuan lain. misalnya aku ingin, tidur, cuci muka atau mengerjakan tugas bahkan ketika aku malas mengikuti suatu pelajaran dikelas maka aku akan pergi ke masjid dan berdiam diri disana.

Dan suatu ketika pernah hatiku bergetar, mendengar suara syahdu yang melantunkan ayat-ayat suci Al-quran saat aku sedang menghabiskan waktuku sendirian di masjid.entah siapa pemilik suara indah itu, aku menikmati lantunan itu lalu aku segera mengambil Al-quran mengeja halaman yang aku buka dengan terbata-bata. hampir aku menangis, tapi suara itu hilang. sejak saat itu aku mulai ragu untuk memasuki masjid, aku malu masuk ke masjid karena aku merasa tak pantas berada disana. aku tak pernah menginjakkan kakiku ke masjid lagi selama beberapa saat, sampai aku kelas 3 SMA. saat kelas 3 SMA aku mulai kembali memasuki masjid, membawa mukenah tapi aku masih tak berkerudung. biarlah, pikirku. aku melupakan hal yang membuatku enggan pergi ke masjid. setiap hari aktif sekolah aku pergi ke masjid, kecuali disaat tertentu yang pasti semua orang tau. mungkin karena pengaruh ingin lulus SMA. setelah lulus SMA, aku kuliah di UNJ. saat masa-masa sulit itu pertama kali aku bertemu dengan seorang ikhwan (aku mengerti istilah ikhwan dan akhwat itu waktu disemester 1 kuliah loh) saat itu dia Kadept. Advokasi 2011, aku bertemu dengannya di ruang BEM UNJ. saat itu aku bersama ayahku menemuinya, aku masih belum berkerudung saat itu. ayahku menyalaminya, maka aku yang duduk disamping ayahku pun ingin menyalaminya, aku mengulurkan tanganku tapi ia menangkupan kedua telapak tangannya, ia menolak berjabat tangan denganku. "aneh!!!" besit dalam hatiku. maka aku memandanginya dengan tatapan menyelidik, mengapa ia tak mau berjabat tangan. tampaknya ia juga merasa tak nyaman dengan tatapan meyelidikku. lalu beberapa hari kemudian aku bertemu dengan seorang akhwat, dia banyak membantuku saat aku masuk UNJ. ternyata dia berkerudung. tapi saat itu aku masih cuek saja, "ah, biasa aku lihat perempuan dengan busana serapat ini." dalam hati. hingga beberapa waktu kemudian, aku bertemu dengan mereka dia ruang BEM UNJ, saat itu yang aku lihat diruangan adalah semua perempuan memakai kerudung, disaat itu aku merasa benar-benar tersudut, dan aku merasa aneh, aku merasa diriku pengganggu segala bentuk keindahan. bahkan disaat aku bertanya dengan seorang senior aku merasa bahwa sudah saatnya aku berhijab.

"kak, kenal sama kak (ini) gg?" "yang mana kakaknya?""yang pake kerudung kak""semuanya disini pake kerudung."semuanya pakai kerudung? saat itu aku berpikir kalau semua wanita muslim pakai kerudung berarti aku akan menjadi perempuan yang terseudut karena tidak memakai kerudung. dalam hatiku aku berkata "aku ingin memakai kerudung." tapi saat itu aku bingung, pasti akan membuang waktu banyak jika aku memakai kerudung dan kapan aku harus memulainya. akhirnya sampai breffing MPA aku masih belum menggunakan kerudung. dan saat breffing MPA diumumkan bahwa seluruh wanita muslim wajib memakai kerudung, maka disaat itulah aku memulainya dan aku tak pernah melepasnya. walaupun saat itu aku masih menggunakan bergo, tapi aku belajar menggunakan kerudung sedikit demi sedikit. awalnya aku merasa aneh dengan wajahku yang baru pertama memakai kerudung, tapi lama kelamaan justru aku merasa aneh jika tidak memakai kerudung.
ya, mungkin saat ini kerudungku masih hitam karena masih banyak kebiasaan burukku yang lalu yang belum bisa aku hilangkan, perilakuku yang tidak mencerminkan seorang muslimah. maka hal itu akan menodai kerudungku. tapi aku yakin kerudung hitam ini akan menjadi abu-abu lalu putih karena ditempa sinar kebaikan yang mulai aku cari sedikit demi sedikit, InsyaAllah.


27-April-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar