Bagaimana
jika aku diciptakan bukan sebagai seorang pemaaf? Tak ada toleransi bahkan
untuk sebuah kesalahan kecil. Kemarin malam seorang bertemu denganku, ia telah
salah. Kemudian ia menambah kesalahannya. Ia menusukkan pisau di punggungku,
sampai menembus tulang rusuk. Lalu, ia menyayatnya sampai ke bawah ketiak.
Rasanya perih dan sakit, aku juga tak suka dengan darah yang merembesi
pakaianku. Tapi, itu semua tak sesakit luka yang tak mengeluarkan darah.
Seorang yang percayai berusaha membunuhku dengan segala cara. Rasa percaya
itulah yang sebenarnya melukaiku. Aku melakukan kesalahan, aku mempercayai
orang yang salah. Maka itulah hukuman yang aku tanggung untuk kesalahanku.
Tak
ada maaf, tak ada ampun. Sekali waktu aku memaafkan kesalahnnya, sekali waktu
aku memberinya kesempatan untuk berlari menjauh dariku jika memang merasa takut.
Kali ini aku akan pastikan bahwa bagaimanapun caranya orang itu akan hancur
perlahan di tanganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar