Selasa, 21 Oktober 2014

Tiga Detik

Sekilas aku melihat sosok lain dalam sorot mata itu, tidak sampai tiga detik tapi aku seperti masuk ke dalam jiwanya. Ada sosok rapuh penuh luka yang berusaha ia tutupi mati-matian. Sosok yang selama ini selalu dikenal sebagai seorang yang periang dan penuh tawa, dalam tiga detik itu aku langsung mengenali sosok lain darinya. Seperti luka, rasa tertekan, kecewa dan entah apalagi, sisi lain yang tak diketahui oleh orang lain tentang dirinya. Dalam tiga detik itu, aku seperti masuk ke dalam palung jiwanya, menyelaminya hingga dasar. Dari tiga detik itu aku tahu, bahwa ia menyembunyikan semua perasaan sedih, kecewa, dalam-dalam di hatinya, menekan semua perasaan itu agar tak satupun yang mengetahuinya, Tapi, aku rasa tiga detik tadi hatinya sudah meluber penuh oleh rasa sedih dan kecewa, sampai tak berbendung lagi. Namun dengan sigap, ia tekan lagi perasaan itu. Tertawa riang lagi seperti biasa. Mungkin tak ada yang menyadari, tapi tiga detik itu telah mengubah segalanya. Dia mempunyai sosok lain dalam dirinya, yang ia tutupi mati-matian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar