Minggu, 27 Desember 2015

Blanc

Ada orang yang paling kukasihi, karena senyumnya yang hanya bisa kukenang-kenang dan apapun yang berasal darinya –yang sepertinya pula- sudah mulai pudar dan hanya bisa kuingat sesekali mampu membuat hatiku menjadi jauh lebih hangat, aku tak perlu lagi takut pada apapun, aku tak perlu lagi merasa sakit setiap kali jantungku berdetak hebat.
Ada laki-laki yang paling kukasihi, tapi aku tak takut kehilangan dia. Aku berusaha mati-matian untuk tetap mengingat wajahnya, senyumnya dan apapun yang menjadi identitasnya. Aku telah berpasrah pada ingatanku yang tak akan lama, yang tak bisa mengenal banyak wajah. Aku tak takut lupa pada wajahnya yang tak kutemui hampir sebulan ini.

Aku terus berusaha menghubunginya setiap hari hanya supaya aku tidak lupa dengannya. Aku berusaha untuk mengingat wajahnya sebelum aku terlelap tidur, hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini. Aku tak takut lagi lupa dengan segala sesuatu tentangnya yang mungkin nanti hanya akan menjadi daftar nama orang yang berkata mengenalku tapi tak pernah aku akui. Bukan hal penting lagi jika aku lupa pada wajah dan hanya mengingat nama, ketika kita hilang komunikasi maka kamu hanya akan otomatis hilang dari ingatan dan tak akan muncul kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar