Ada orang yang paling
kukasihi, karena senyumnya yang hanya bisa kukenang-kenang dan apapun yang
berasal darinya –yang sepertinya pula- sudah mulai pudar dan hanya bisa kuingat
sesekali mampu membuat hatiku menjadi jauh lebih hangat, aku tak perlu lagi
takut pada apapun, aku tak perlu lagi merasa sakit setiap kali jantungku
berdetak hebat.
Ada laki-laki yang paling
kukasihi, tapi aku tak takut kehilangan dia. Aku berusaha mati-matian untuk
tetap mengingat wajahnya, senyumnya dan apapun yang menjadi identitasnya. Aku
telah berpasrah pada ingatanku yang tak akan lama, yang tak bisa mengenal
banyak wajah. Aku tak takut lupa pada wajahnya yang tak kutemui hampir sebulan
ini.
Aku terus berusaha
menghubunginya setiap hari hanya supaya aku tidak lupa dengannya. Aku berusaha untuk
mengingat wajahnya sebelum aku terlelap tidur, hanya itu yang bisa aku lakukan
saat ini. Aku tak takut lagi lupa dengan segala sesuatu tentangnya yang mungkin
nanti hanya akan menjadi daftar nama orang yang berkata mengenalku tapi tak
pernah aku akui. Bukan hal penting lagi jika aku lupa pada wajah dan hanya
mengingat nama, ketika kita hilang komunikasi maka kamu hanya akan otomatis
hilang dari ingatan dan tak akan muncul kembali.