Bu,
aku rindu pada rumah kita di tepi sungai.
Tempat
aku menyambut setiap perahu yang lewat, mana tahu ada Ayah di sana.
Bu,
mengapa aku terlalu dekat dengan kehilangan?
Mengapa
sejak kecil aku selalu kehilangan orang-orang yang aku cintai?
Apa
aku dirancang untuk selalu terluka?
Bu,
cukup sudah aku menangis waktu kecil karena rindu dengan Ayah yang tak akan
pulang.
Harusnya
aku sudah biasa ya, Bu?
Tapi
mengapa aku masih saja menangis karena kehilangan.
Katamu
setan masuk sebab ketakutan kita sendiri.
Apa
aku menangis karena aku kemasukan setan? Sebab aku memang merasa takut.
Kehilangan
lagi dan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar