Kemarin,
adalah hari yang menyenangkan sekaligus menyebalkan untukku. Aku kecewa karena
menunggu terlalu lama, aku kesal dengan dosenku sendiri. Hal yang menyenangkan
adalah ketika bermain uji kefokusan dengan teman-temanku. Awalnya aku menduga
bahwa aku tidak akan bisa fokus. Aku tidak akan bisa mendengarkan sugesti
dengan baik. Aku terlalu sering melamun dan hilang konsentrasi.
Tapi ternyata aku bisa melakukannya,
walaupun pada saat diberikan sugesti bersama teman-temanku, aku gagal
melakukannya. Namun, untuk yang kedua kalinya aku berhasil melakukannya. Dari
video aku tahu bahwa aku dibuat seperti anak kecil, lupa angka 5 dan 7, dan
lain sebagainya. Entah apa, aku tak ingat itu.
Aku merasa seperti orang bodoh saat
dihipnotis seperti anak kecil, tiba-tiba aku ingat teman-teman SDku lagi.
Padahal selama ini yang aku ingat hanya Fitri dan Arji. Fitri memang tak akan
bisa aku lupakan karena dia adalah teman sebangkuku selama bertahun-tahun.
Walaupun sudah tidak ada kontak lagi semenjak aku lulus SMP, ia pindah entah
kemana.
Kemudian, sosok Arji adalah salah
satu yang juga sulit dilupakan karena dia adalah teman yang duduk tepat di
sampingku dibeda kolom. Sosok Arji yang selalu ingusan, membuat aku tidak akan
lupa sosoknya. Walaupun sekarang dia sudah berubah menjadi sosok pemuda tampan,
tapi tetap saja yang selalu aku ingat darinya adalah sosoknya yang selalu
ingusan dengan saputangan penuh ingus berwarna hijau seperti cendol. Iyaks,
yang aku ingat ketika ia menghapus tulisan dengan ludah dan meminum air kepunyaanku.
Aku marah besar dan menangis sejadi-jadinya karena perasaan jijik langsung aku
buang botol minumanku. Lucu memang, aku tiba-tiba ingat teman-teman SD aku
dapat merasakan suasana kelasnya sampai detik ini.
Setelah hipnotis itu, memang
perasaanku menjadi ceria badanku seperti ringan. Walaupun dampaknya aku tak
bisa tidur semalaman bahkan sampai detik ini. Entah mengapa ada sesuatu yang
mengganjal perasaanku, membuat aku berpikir semalaman. Jantungku berdebar tak
karuan, padahal sejak lama aku tak merasa deg degan setelah satu tahun yang
lalu aku aku jatuh cinta pada seseorang.
Ada banyak pertanyaan yang
mengganjal. Ada hal yang harus aku pertanyakan pada seseorang. Tiba-tiba aku
seperti melambung dan mengingat semua. Hal-hal yang tak sengaja aku lupa dan
terpaksa aku lupakan muncul kembali di dalam kepalaku. Perasaan sedih, marah,
kesal dan kecewa yang aku pendam selama bertahun-tahun mendadak membuat aku
meledak tak tahan lagi. Aku menangis sampai mataku bengkak. Perasaan ini sangat
aneh, aku belum pernah seperti ini sebelumnya.
Bertahun-tahun aku memendam berbagai
macam perasaan, aku lupakan semampuku aku hidup dengan kenangan yang tersisa.
Tapi semalam seolah semuanya muncul secara bergantian, kenangan ketika aku
kecil yang tak pernah aku ceritakan siapapun. Mulai beranjak dewasa sampai
kejadian setahun kemarin. Silih berganti muncul dalam pikiranku.
Sejak kecil memang aku sering
memendam sesuatu karena aku tidak tahu harus bercerita pada siapa, terkadang
ibu dan ayahku pergi selama berbulan-bulan. Aku tinggal dengan bibi, ketika aku
rindu dengan dengan kedua orang tuaku aku Cuma bisa memendam sampai bertemu
kedua orang tuaku. Tak ada kontak untuk telepon ataupun kirim surat. Cuma rindu
saja, aku sering bertengkar dengan sepupuku dulu tapi tak ada yang membelaku.
Aku iri ketika teman-temanku dijemput saat hujan oleh orang tuanya, tapi aku
cukup bahagia saat berlari mandi hujan bersama teman-temanku yang laki-laki.
Aku sering beralasan sedang sakit
jadi tak perlu datang ke sekolah, padahal aku memang sedang tak ingin pergi
sekolah karena rindu pada orang tuaku. Aku Cuma ingin tidur yang lama, karena
aku merasa kesepian. Tiba-tiba aku ingat semua kenanganku tentang rindu.
Sebelum aku merasa sakit karena memendam rindu pada orang yang membuatku jatuh
cinta aku telah terbiasa memendam rindu pada orang tuaku.
Aku ingat ketika aku marah pada
ibuku dan aku merasa bahwa aku mampu hidup sendiri, selama aku tinggal dengan
bibi aku terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah. Pagi-pagi aku akan mengisi bak
air untuk mandi, mencuci piring setelah sarapan, mencuci pakaianku sendiri
menyiapkan keperluan sekolahku sendiri, segalanya aku lakukan sendiri. Aku
marah pada ibuku kenapa ibu tak membiarkan aku hidup sendiri, membiarkan aku
tinggal di rumah sendirian. Aku pikir hidup itu mudah dan aku tak perlu
siapapun ketika itu. Pada akhirnya aku bisa hidup sendiri ketika kelas 3 SMP.
Banyak hal yang tak aku ungkapkan
kepada siapapun. Ketika aku kecewa kepada ibu yang tak datang keacara
kelulusanku, aku sedih ketika namaku dipanggil naik ke atas podium menerima
penghargaan tapi tak ada orang yang melihat aku bangga. Aku benar-benar kecewa
ketika aku mendaftar SMA dengan pamanku, aku kecewa ketika aku dirawat di Rumah
Sakit tapi tak ada yang menjengukku, tak ada yang menemani aku di Rumah Sakit,
aku makan sendiri tak ada yang memperhatikan karena semua sibuk pada urusannya
masing-masing. Saat itu aku merasa kecewa dengan hidupku, tak ingin hidup lagi.
Aku menangis menelan mentah-mentah rasa kecewa tersebut tak ada yang bisa aku
ceritakan kepada siapapun. Aku selalu memilih agar aku melupakan segalanya
secara paksa.
Aku menangis semalam karena kenangan
yang tak pernah ingin aku ingat, walaupun rasanya lega karena aku mengeluarkan
semua yang aku pendam tapi tetap ada perasaan mengganjal. Aku ingat semua
setelah menangis, kami duduk di Jajanan BNI menunggu pacar dari salah satu
temanku. Kami bermain uji kefokusan, lalu aku gagal, dan berhasil kemudian. Aku
dihipnotis, melakukan hal yang disugestikan. Awal tersadar dari hipnotis aku
tak ingat apapun selain sugesti awal yang diberikan.
Kemudian ketika sampai di rumah, aku
mulai berpikir hal baru saja terjadi. Aku mulai ingat kilatan lampu flash, aku
ingat garis tangan pacar temanku. Hanya saja tak ingat yang aku lakukan. Tapi
setelah aku menangis aku mulai mengingat semua dengan jelas. Saat kami main uji
kefokusan, kami gagal, aku dijadikan ‘korban’, aku disugestikan. Aku ingat
dengan jelas. Pertama-tama aku dibuat lupa nama sendiri, lalu aku lupa dengan
angka 5 dan 7, aku diajak kembali ke masa 6 tahunku. Aku ingat mereka
mengerjaiku, aku ingat aku tak kenal teman-temanku asing dengan kampusku
sendiri.
Hal terakhir yang disugestikan
adalah, mengenai teman-temanku. Apakah aku menyukai seorang yang ikut bermain
bersama kami dan aku jawab ‘tidak tahu’ kemudian dia bertanya hal yang sama dan
aku jawab mungkin ‘mungkin’. Aku menjawab karena aku memang sedang dalam
kendaliku, aku mengendalikan apa yang ingin aku katakan dan dari semua kejadian
hal itulah yang aku ingat pertama kali. Aku menjawab tidak tahu dan mungkin
karena memang aku tak tahu apa yang aku rasakan kepada laki-laki itu, mungkin
benar aku menyukainya mungkin juga aku hanya merasa nyaman bersamanya.
Kepribadiannya yang menyenangkan memang membuat siapapun akan nyaman di dekatnya,
yang aku tahu pasti saat ini aku benar-benar nyaman bersamanya walaupun dia
agak menyebalkan.