Sssttt... Hei tenanglah. Adanya yang diam-diam mencintaimu dalam doa. Menjadikanmu puisi setiap harinya.
Tenanglah, ada yang menjadikanmu mimpinya.
Membayangkan wajahmu setiap sebelum ia tertidur.
Tak perlu menangis hanya karena wanita yang kamu cintai.
Karena ia pun sama, hampir menangis hanya karenamu.
Hanya saja ia terus berusaha menahan tangisnya hanya karena sebuah keyakinan.
"Suatu saat nanti, akan ada laki-laki yang memperlakukanmu seperti ratu."
"Laki-laki itu akan menjadikan penolong gundahmu, ia akan selalu berjalan disisimu."
"Menarikmu ketika kamu sulit untuk menanjak, dan kamu akan mendorongnya untuk sampai ke atas lebih dulu."
"Tak perlu menangis hanya karena ia yang tak mencintaimu, kamu boleh terus mencintainya. Tapi jangan pernah paksa ia untuk mencintaimu. Kamu boleh terus memncintainya seumur hidupmu. Tapi, jangan lupa untuk mencintai dirimu sendiri. Di luar sana ada banyak orang yang diam-diam mencintaimu dalam doa."
Begitu ia terus berkata pada cermin.
Kamu juga ya, tak perlu berlari untuk melupakan, ia yang kamu cintai saat ini.
Wanita yang mencintaimu saat ini masih bisa menunggu.
Waktunya masih panjang, tenanglah.
Kalau ia tak bisa lagi menunggumu karena seseorang.
Ingatlah, pesannya.
""Suatu saat nanti, akan ada wanita yang memperlakukanmu seperti raja."
"Wanita itu akan menjadikan penolong gundahmu, ia akan selalu berjalan disisimu."
"Kamu akan menariknya ketika ia sulit untuk menanjak, dan ia akan mendorongmu untuk sampai ke atas lebih dulu."
"Tak perlu menangis hanya karena ia yang tak mencintaimu, kamu boleh terus mencintainya. Tapi jangan pernah paksa ia untuk mencintaimu. Kamu boleh terus memncintainya seumur hidupmu. Tapi, jangan lupa untuk mencintai dirimu sendiri. Di luar sana ada banyak orang yang diam-diam mencintaimu dalam doa."
Begitu kamu terus berkata pada cermin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar