Sssttt... Hei tenanglah. Adanya yang diam-diam mencintaimu dalam doa. Menjadikanmu puisi setiap harinya.
Tenanglah, ada yang menjadikanmu mimpinya.
Membayangkan wajahmu setiap sebelum ia tertidur.
Tak perlu menangis hanya karena wanita yang kamu cintai.
Karena ia pun sama, hampir menangis hanya karenamu.
Hanya saja ia terus berusaha menahan tangisnya hanya karena sebuah keyakinan.
"Suatu saat nanti, akan ada laki-laki yang memperlakukanmu seperti ratu."
"Laki-laki itu akan menjadikan penolong gundahmu, ia akan selalu berjalan disisimu."
"Menarikmu ketika kamu sulit untuk menanjak, dan kamu akan mendorongnya untuk sampai ke atas lebih dulu."
"Tak perlu menangis hanya karena ia yang tak mencintaimu, kamu boleh terus mencintainya. Tapi jangan pernah paksa ia untuk mencintaimu. Kamu boleh terus memncintainya seumur hidupmu. Tapi, jangan lupa untuk mencintai dirimu sendiri. Di luar sana ada banyak orang yang diam-diam mencintaimu dalam doa."
Begitu ia terus berkata pada cermin.
Kamu juga ya, tak perlu berlari untuk melupakan, ia yang kamu cintai saat ini.
Wanita yang mencintaimu saat ini masih bisa menunggu.
Waktunya masih panjang, tenanglah.
Kalau ia tak bisa lagi menunggumu karena seseorang.
Ingatlah, pesannya.
""Suatu saat nanti, akan ada wanita yang memperlakukanmu seperti raja."
"Wanita itu akan menjadikan penolong gundahmu, ia akan selalu berjalan disisimu."
"Kamu akan menariknya ketika ia sulit untuk menanjak, dan ia akan mendorongmu untuk sampai ke atas lebih dulu."
"Tak perlu menangis hanya karena ia yang tak mencintaimu, kamu boleh terus mencintainya. Tapi jangan pernah paksa ia untuk mencintaimu. Kamu boleh terus memncintainya seumur hidupmu. Tapi, jangan lupa untuk mencintai dirimu sendiri. Di luar sana ada banyak orang yang diam-diam mencintaimu dalam doa."
Begitu kamu terus berkata pada cermin.
Jumat, 20 Februari 2015
Kamis, 19 Februari 2015
Curhat Hari Ini: 20 Februari 2015
Sudah berkali-kali aku membenahi mataku. Mengelap air yang terus menerus-menerus keluar dari hidungku. Aku menahan tangis. Betapa menyesakkannya ini. Aku terus berusaha menahan airmataku tetap berada disana. Ini di kantor, jangan menangis!! Aku memekik dalam hati. Tak tahu harus bagaimana. Akhirnya aku memilih pindah di meja belakang, tempat biasanya temanku bekerja. Kebetulan hari ini ia tidak masuk bekerja.
Statusku hanya karyawan magang di sini, selepas hari raya imlek kemarin kantor terasa sepi. Karena hanya beberapa orang saja yang masuk bekerja. Ini sungguh menguntungkan. Aku bebas melakukan apa saja, tapi aku tak bisa menangis disini. Ini sungguh sebuah penyiksaan luar biasa. Bagaimana tidak? Aku dihancurkan oleh 3 orang paling berarti dalam hidupku. Namun aku tak boleh menangis karena mereka, dan yang paling penting aku tak boleh menangis di kantor.
Pekerjaanku hampir selesai, namun jam pulang kantor masih beberapa jam lagi. Iseng-iseng aku nonton film di youtube, selesai nonton film aku iseng stalking akun seseorang. Ahhh.. Itulah penyesalanku yang paling dalam, yang menyebabkan aku ingin menangis seharian. Air mataku tak kuat lagi bertahan, setetes, dua tetes dan terus menetes, namun segera aku hentikan sebelum orang lain melihatku menangis. "Ah, aku cuma kelilipan." dan mungkin mereka hanya ber-oh ria.
Mengapa rasanya begitu menyesakkan Tuhan. Baru kali ini lagi aku menangis hanya karena seorang lelaki, dan dua lagi aku tujukan pada teman-teman yang mengkhianatiku. Baru kemarin rasanya aku dikhianati oleh temanku sendiri. Hari ini aku merasakan lagi rasanya dihancurkan sekali jadi oleh laki-laki yang aku cintai hampir setahun ini.
Aku mengatakan cemburu dalam hatiku. Aku mengatakan harus ikhlas, tapi aku tak mengerti bagaimana bentuk keikhlasan. Bagaimana rasanya menjadi ikhlas. Aku tak tahu harus apa lagi. Tapi, hatiku menjerit.
Kalau aku bentuk ikhlas itu adalah pilihan apakah aku memilih dikhianati oleh temanku atau dihancurkan oleh lelaki yang membuatku jatuh cinta. Maka aku lebih ikhlas ditinggalkan oleh laki-laki yang aku cintai. Itulah bentuk rasa ikhlasku.
Langganan:
Postingan (Atom)