Aku pikir jeda itu singkat, awalnya aku ingin sebentar saja
lalu kembali lagi pada rutinitas. Lama kelamaan rasanya aku semakin nyaman ada
pada jeda, tanpa siapa-siapa yang perlu aku pikirkan atau aku khawatirkan. Ruang
pendek yang kosong tanpa apa apa, aku nyaman ada di sana.
Jeda setelah koma untuk mengambil napas sebentar, sebelum melanjutkan
membaca. Aku butuh ruang itu, mungkin yang aku butuhkan sebenarnya adalah
titik. Aku butuh jeda panjang. Ya, mungkin aku butuh titik, sebuah titik di
penghujung kalimat yang menandakan selesai.